Permohonan Maaf
Puisi ini kutulis untuk lelakimu, sayang. dengan tujuan agar ia
meminjamkanmu padaku; seumur hidup. Puisi ini kutulis dengan begitu rapi, segala
cacat kuusahakan untuk tidak tertulis, jauh-jauh ia pergi, sebab ini wujud dari
permohonan maaf agar ia benar-benar belum sempat untuk marah.
Jika kau setuju, sayang. kuharap esok, puisi ini telah dibaca
lelakimu.
Pariaman, 2014
Puisi Untukmu
; Sri Ningrum
di kelopak mata kakakmu, Ning. wanita cantik yang kadang kau sebut
Mbak itu. kudapati sejuk mata air kecil di bawah beringin, menggenangi aku
dengan pelannya, mengalir dengan lembutnya.
sementara di senyumnya, Ning. kudapati bahagia paling Minggu, tempat
untukku begitu nyaman beristirahat; melepas penat.
nanti, bila aqad kami
benar-benar terjadi, jangan lupa ajak teman-temanmu ke rumah. o ya, Ning. akun facebookmu
masih aktif kan?
Pariaman, 2014
Untuk Perempuan Hujan
hujanilah aku lagi
di balik dedaunan yang merekah
disempurnanya percikan genangan jalan raya
di balik dedaunan yang merekah
disempurnanya percikan genangan jalan raya
hingga kita benar lembab, sayang.
hujanilah aku erat, lekat, cumbui aku begitu lebat,
sebelum mentari panas gersang datang dan menjadi begitu menyilaukan.
dan esok, kita harus bergegas pergi, menimba embun-embun
bertemu mimpi yang sumbringah, di hujan air mata
sederas kesedihan, serasa ketiadaan.
Pariaman, 2014
Senyummu
kau taburkan lagi seikat senyum
menjentik kelopak mataku
menawarkan gairah sebongkah embun
menyelinap detak jantung; tak kemana-mana lagi
menjentik kelopak mataku
menawarkan gairah sebongkah embun
menyelinap detak jantung; tak kemana-mana lagi
Pariaman, 2014
Tokoh Sastra Berpengaruh
;Tan Malaka
Tan,
kau lah yang mengajariku mengeram Tuhan
di hati
Lewat tarekat-tarekat penuh syarat, juga dalam nada-nada filsafat
Mengajakku aktif menulis lupa, mengajarkanku berkaca pada manusia
Dan menulis Indonesia
Apa kabar, Tan?
Benarkah ada bidadari di syurga?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar