Kenangan
lumpur yang menggenangi ruang tamu kami kini, kami
basuh dengan tangis. lumpur itu, ialah satu-satunya penyebab rumah kami tetiba
sepi, tak ada teman yang datang berkunjung untuk menggenapi malam kami lagi,
hanya kodok-kodok kecil yang kemudian datang, si kodok menyapa:
“ adakah kau cukup bersabar atas kenang-kenangan
yang menimpamu kini?”
Oh tuan, ke
manakah kami hendak mengadu bila anak-anak kami merindu rumah, merindu kami
ajari mengaji?
kami kira engkau punya jawaban
namun sengaja kau simpan,
iya kan?
Pariaman,
Maret 2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar