Kamis, 17 September 2015

Puisi-puisi Maulidan Rahman Siregar (Harian Rakyat Sumbar, 12 September 2015)

SEPATU

sepatu dari kaki sendiri
menginjak duri
menginjak hati

sepatu dari kulit sendiri
tak habis dimakan matahari
awet, hingga mati.

Pariaman, 2014

KERETA ANGIN

berbekal kereta angin yang melaju kencang,
dengan daya ribuan cahaya, mungkin.
aku menembus bulan retak
yang tumpah-tumpah di sungging senyummu.

aku pulungi cahaya itu
kilau bulan retak itu
serpihnya merasuk relung paling langit
menusuk lubang gua yang nganga pada segala pori angin

hujan kuusir jauh-jauh
kau kemudian menjadi pelangi
menjadi aku.


Padang, 17/08/2014


Tidak ada komentar:

Posting Komentar