Jumat, 09 September 2016

SELAMAT KEPADA ACI RESTI (SUCA 2, INDOSIAR)

 SELAMAT KEPADA ACI RESTI (SUCA 2, INDOSIAR)*

Saya tidak begitu mengikuti perlombaan Stand Up Comedy Indonesia sejak awal. Saya mulai intens mengikuti ajang lomba Stand Up Comedy ini sejak waktu di Kompas TV dulu, tepatnya SUCI 4 (tahun 2014). Ketika itu, saya menjagokan Dodit Mulyanto, meski Dodit ketika itu harus puas lepas dari 3 besar.

SUCI 5 menarik, ada Rahman Avri (komika paling tua), Rahmet anak STM, Indra Frimawan yang absurd, Dani yang cacat, dan Rigen sang juara. Di Suci 5, yang saya jagokan 2. Indra Frimawan, yang lawakannya absurd parah, dan Dani yang cacat, sebab Dani bagai Mario Teguh; sang motivator. Dani memberi contoh ke kita-kita bahwa lawakan adalah milik semua orang. Saya terberkati oleh Dani. Tapi, yang menang kompetisi adalah Rigen, teman Indra Frimawan juga. Yap, sekali lagi jagoan saya kalah.

Di TV sebelah, setelah tayangnya SUCI 5, Indosiar akhirnya bikin acara serupa, Stand Up Comedy Academy (selanjutnya dibaca; SUCA), tapi kayaknya masih garing. SUCA 1 kayaknya nggak ikhlas buat acara, hingga kesannya acaranya kok kayak nggak di TV sebelah. Saya serius, tidak bercanda. Yang menang pun kayaknya yang norak, bukan yang lucu.

Tahun selanjutnya, Kompas TV buat SUCA 6. Menarik, ada Rin Hermana dengan 'materi sampah' nya, tapi bagus. Saya senang, karena beliau asal Padang. Fajar Nugrah yang dengan materi sexy-nya. Gebi dangdut, Indra Gunawan dengan pantunnya. Dosen, Pak Karta. Kamaludin, penyair, dan Sadana Agung yang konsisten dengan kampungnya. Sulit untuk memilih, tapi saya menjagokan Fajar Nugrah, Rin Hermana, Sadana Agung, Indra Jegel, dan Karta. Meski beratnya ke Sadana Agung. Tapi masih untunglah, Indra yang juara. Masih masuk tebakan saya.

SUCA 2 (Indosiar), awalnya saya tak tertarik, tapi karena Arafah sempat booming, saya akhirnya mengikuti juga. Suaranya itu, haha. Tapi, lama kelamaan Arafah stagnan, materinya garing, bukan absurd. Malah kadang kalau lihat Arafah, sering nelan ludah sendiri. Tapi, ketika Aci Resti nge-roasting Arafah, saya berbalik Arah. Saya jadi lebih ke Aci, meski sejak awal juga tidak menjagokan Arafah. Saya melihat Aci, lebih matang. Aci lebih matang. Aci lebih matang. Saya sengaja menyebutnya 3 kali. Kali ini, tebakan saya terbukti, dan tepat sasaran.

Selamat Aci Resti, semoga bisa jadi penggerak buat komika perempuan Indonesia.


 Wikipedia : Aci Resti
Twitter       : Aci Resti


Stand Up Paling Pecah : 


Rabu, 07 September 2016

Puisi-puisi Maulidan Rahman Siregar (Majas.co, 27 Agustus 2016)



AKU MEMINANGMU

di beranda, agama mencari mulanya
lewat pagi ia berteriak,
nabi-nabi suci hilang malam,
mencari tempat, berebut gigi
ke medan perang ia berlari
berdarah-darah, jatuh, sembunyi-kalah

“ kemarin orang-orang lalu dengan satu kaki,
burung-burung mulai tak mau pulang petang,
musik indie kembali naik daun,
buku-buku terbang, bahkan dibakar,
puisi jangan kau tanya di mana,
politisi berzina untuk kali ke-sekian,
masjid ramai dibangun,
jalan-jalan desa mulus aduhai,
gosip jadi hujjah,
jadi ingatan, jadi iman”

aku mana peduli
aku biru, kuat betul inginku meminangmu
kau bisa apa bila surga telah jatuh ke bumi?

6/9/2015

CANDU JO FOTO

kami masuki alam digital dengan belajar pada gambar dan kata-kata bergerak, belajar pandai bagaimana jadi genit, bagaimana cinta di-edit, biar legit.
kau kira kami lupa budaya dan tatacara menyelenggarakan manusia yang belum jadi manusia?
Tidak, tidak. kami mana mungkin lupa estetika, kami paham hal-hal yang patut, kami tahu, benar-benar tahu. Tapi, setan (atau kami saja) di badan selalu saja ingin bicara ketika lensa berpetir hebat, ketika kamera sangat dekat.

kami pulangkan segala diri padamu, kau bisa pakai aplikasi atau layanan gratis di internet untuk menilainya. kami siap diintrogasi, dan bisa dimintai pendapat

Kasang, Februari 2015

SAJAK CINTA DARI AAN MANSYUR
-          setelah mengunduh seluruh soundcload @hurufkecil

cinta, cinta katamu
“adalah masa tua, yang meminta kembali seluruh kenangan
dengan paksa, dengan mendekap seluruhnya.”

piring-piring hitam bagi tahun-tahun purba
diputar pelan, berulang, selalu berulang
kemana pagi yang kau habiskan dengan memberi musik sebuah puisi hingga larut malam?

air mata masak di tubuh api
mendidih, mengawetkan kesedihan
menjadi cerita-cerita baru, paling drama dari eksekusi terpidana mati
“kekasih, pergilah. hari-hari memintamu memilih tunduk pada takdir,
keluarlah dari tangis yang panjang, orangtuaku ternyata sudah memilih
jodoh ketika aku masih bayi, bagimu jalan pulang, lurus, tiada hambatan”

kopi pagi di meja tinggal semutnya
segalanya, termasuk cinta, aku kira, semuanya membuahkan sisa
untuk yang dimainkan ingatan
untuk yang diputar-putar kenangan

segalanya, termasuk cinta, aku kira, semuanya membuahkan sisa
adalah juga kau, yang telah lama mati,
dalam sebuklet undangan pernikahan yang tak kupenuhi

sajak cinta katamu,
ya, itu yang paling menyenangkan
mengutip Karta, kata-kata lebih buta dari mata
Februari, 2015


PUISI KE SERIBU

pada puisi ke seribu ini, penyair A sedang senyum manis, merangkai nan indah-indah
deru hujan lantunkan kebahagiaan, bisik angin merayu
membuai-buai nada merdu, lenyaplah segala pilu
di jemarinya, burung-burung berterbangan bersama doa yang didiamkannya dalam-dalam
pelan-pelan seluruh organ tubuhnya melukis sebuah senyum, sumringah.

padahal, pada puisi ke sembilan ratus sembilan puluh sembilan, penyair A murung, berjanji dalam hati, tak ‘kan ada lagi puisi, laptop dan handphone pintar pemberian Ayah laku terjual, tak ‘kan ada lagi alasan yang tepat untuk menulis, carut marut negeri Ia lupakan, Ia juga menggerutu pada kata-katanya yang bodoh, Ah, puisi payah, merayu perempuan saja tak bisa, katanya.

puisi ke seribu yang lahir ini pun, berkata, mengutuk sinis penyair A
“kau munafik” umpat puisi yang lahir lewat jalur aborsi,
sementara, penyair A berlagak bodoh, pura-pura tuli, sambil menulis
puisi ke seribu satu, atas apresiasinya pada sebuah acara seminar online berjudul proses penulisan.

Ketaping, 2015     

PUTIH

selusin gelas
seluas pusara
sebersih udara
sebening hujan kecil

sewangi parfum
seribu shampo
sepuluh sabun
seember air
selembut kapas
sekuning kotoran

serapi mesjid
seindah keranda
seharum sajadah
sebanyak jama’ah
sepanjang tirab

semurni hati
sejuta pohon
sehangat do’a
sedingin tanah

dan, seputih kain kafan itu
cintaku takkan berubah
sampai kau terbang ke sana
pada-Nya…

2013

Puisi-puisi Maulidan Rahman Siregar (Harian Rakyat Sumbar, 03 September 2016)



MIE INSTAN RASA KEMARIN

menulislah, hai kawan-kawan
buruh, seperti Wiji, hilang bukan
berarti tidak hidup, terang akan
sampai ke kamarmu, mengetuk
lembut, menyapamu dengan salam
hangat, sehangat pelukan.

menulislah, hai kawan-kawan
buruh, tulis bagaimana indonesia
agar tidak ditulis dengan huruf
kecil, tulis yang pahit dan asam
hidup-- tak mampu beli rokok misalnya,
makan mie instan kemarin malam
selanjutnya.

menulislah, hai kawan-kawan
buruh, belajar photoshop, masuk
dapur rekaman --dengan jalur indie,
yang kau rekam dan jual sendiri
atau apalah-apalah.

beritahu kami, bahwa kawan-kawan
tidak cuma bisa bakar ban, bakar
usaha kami. atau ke sini, ke tempat
kami mengaji, mengeram doa-doa
yang itu ke itu saja.

kekalahan, kawan-kawan
sebenarnya juga berlaku bagi Adam
bukankah kita hanya mengulang-ulang?

1 Mei 2016


KAMU

mencintaimu, aku tak butuh kata-kata
yang buta ke dalam makna

aku mencintaimu, setiap hari begitu
kau mungkin tahun depan, tepat ketika aku
gemar menonton musik pagi-pagi
dan kepalaku pecah kena pintu sebab asyik
bergoyang

mencintaimu, kini aku berteman diam
diam-diam kuintip instagram
diam-diam kucelup senyuman
pada ceruk senyum, bibir merekah
yang baru kau unggah

mencintaimu, aku melipat puisi
menjadikannya pesawat, lalu belajar
terbang di angin

mencintaimu, aku memilih laut
paling dalam
tempat doa-doa dikuburkan

odop,2016


SENJA DI PARIAMAN

senja di Pariaman,
kau masih lari-lari kecil
dari puisi ke puisi, melompat ke tenggara
ke arah bandara, melangkah pergi,
pada entah ke mana

satu pijakan saja, kekasih
menepilah

aku masih ingin menulismu
di antara daun-daun, dan
angin-angin genit ke tulang

semegah pesawat udara, aku menulis cinta
dengan huruf kecil, dengan amat lembut
bagai bisikan malaikat
pada yang, khusnul khatimah

semoga sampai jua doa-doa
ke kamarmu, saat kau malu-malu
menanggalkan baju, di hadapan
cermin bermotif kekupu

jatuh jua mentari ke pelukan
malam, aku bersaksi, bahwa
tiada kepedihan setelah ini,
kau bebas merdeka, berbahagia

odop, 2016



KEPADA IBU

ibu, doa darimu adalah
hujan pagi yang memandikan
pohon-pohon elok rindang.
riuh semesta, wahai jiwa-jiwa
kau lebih dari kata bijaksana
atau apa pun sesudahnya
memilikimu, ibu
kami tak butuh lagi buku-buku
cerita, yang mengajarkan cinta
lewat tokoh utamanya
berjanji pada putaran waktu
kau selalu bumi, selalu jawaban
dari segala murung pertanyaan
kau paling indah
dari hujan bulan juni, juli, dan
agustus. surga boleh meletus
atau tak ada, bila kau mulai
menanak nasi.
peluk kami dengan doa-doa
lebih hangat, ibu
seperti mentari kepada kain
jemuran

ODOP, 2016




*Maulidan Rahman Siregar, lahir di Padang, Sumatera Barat, 03 Februari 1991. Menyelesaikan pendidikannya di IAIN Imam Bonjol Padang. Kini tinggal dan bekerja di Padang Pariaman. Menulis puisi dan cerpen. Tulisannya disiarkan Padang Ekspres. Haluan, Singgalang, DinamikaNews, Duta Masyarakat, Buletin Jejak, Kanal Buletin, Metro Riau, Harian Rakyat Sumbar, Mata Banua, DetakPekanbaru dan tarbijahislamijah.com.

 

Senin, 05 September 2016

Mixtape untuk Dedek-dedek Urban (Indo Seratus edisi 2; September 2016)

Mencintai band indie, kurang afdal rasanya kalau tak bikin mixtape. Mixtape secara harfiah bisa dikatakan dengan kumpulan lagu. Siapakah yang berhak membuat mixtape? Semua orang. Ya, semua orang memiliki lagu-lagu favorit, dan sesungguhnya selera musik adalah urusan masing-masing.

Berikut mixtape tersebut:

1. Efek Rumah Kaca --Putih
Efek Rumah Kaca -- Putih

2. Payung Teduh -- Resah
 Payung Teduh -- Resah

3. Angkat Kerah -- Helm Proyek
Angkat Kerah -- Helm Proyek

4. Frau -- Sepasang Kekasih yang Pertama Bercinta di Luar Angkasa
Frau -- Sepasang Kekasih yang Pertama Bercinta di Luar Angkasa

5. Figura Renata -- Elegi
Figura Renata -- Elegi

6. RusaMilitan -- Senandung Senja
RusaMilitan -- Senandung Senja

7. Taman Nada -- Pulang
Taman Nada -- Pulang

8. Littlelute -- Berlibur ke Poznan
Littlelute -- Berlibur ke Poznan

9. Sigmun -- Ozymandias
Sigmun -- Ozymandias

10. Polka Wars -- Mokele
Polka Wars -- Mokele

11. Tigapagi --Alang-alang
Tigapagi --Alang-alang

12. The Lastree -- Awan Pagi
The Lastree -- Awan Pagi

13. The Milo -- Daun dan Ranting Menuju Surga
The Milo -- Daun dan Ranting Menuju Surga

14. Sore -- Pergi Tanpa Pesan
Sore -- Pergi Tanpa Pesan

15. Senar Senja -- Dialog Hujan
Senar Senja -- Dialog Hujan

16. Humi Dumi -- Sleep
Humi Dumi -- Sleep

17. Katamata Folk (a.ka Katamata) -- Angsa & Belalang
Katamata Folk (a.ka Katamata) -- Angsa & Belalang

18. Cabrini Asteriska -- Distance
Cabrini Asteriska -- Distance

19. Nasadira -- Vadya Masa
Nasadira -- Vadya Masa

20. Strangers -- Bonfire
Strangers -- Bonfire

21. MarcoMarche -- Senja dan Mentari
MarcoMarche -- Senja dan Mentari

22. Agustin Oendari -- Selamat Pagi, Malam
Agustin Oendari -- Selamat Pagi, Malam

23. Sarah N Soul -- Pohon Toge
 Sarah N Soul -- Pohon Toge

24. Katjie & Piering -- Kinanti
Katjie & Piering -- Kinanti

25. Sevenchords -- Lagu Tidur
Sevenchords -- Lagu Tidur

26. Daemiina -- Untuk Perempuan yang Sedang dalam Pelukan (Cover Payung Teduh)
Daemiina -- Untuk Perempuan yang Sedang dalam Pelukan (Cover Payung Teduh)

27. Endah N Rhesa -- Seluas Harapan
Endah N Rhesa -- Seluas Harapan

28. DIKUY -- Sepasang Pendaki
DIKUY -- Sepasang Pendaki

29. Eros ft Okta -- Gie
Eros ft Okta -- Gie

30. 4.20 -- Fana Merah Jambu
4.20 -- Fana Merah Jambu

31. Angsa dan Seigala -- Menarilah Sendiriku
 Angsa dan Seigala -- Menarilah Sendiriku

32. Banda Neira -- Hujan di Mimpi
Banda Neira -- Hujan di Mimpi

33. FLOAT -- Pulang
FLOAT -- Pulang

34. WSTCC -- Kisah dari Selatan Jakarta
WSTCC -- Kisah dari Selatan Jakarta

35. My Violaine Morning -- Lost
My Violaine Morning -- Lost

36. Jungkat-jungkit -- Kuku
Jungkat-jungkit -- Kuku

37. Aurette and The Polska Seeking Carnival -- Melerai Lara
Aurette and The Polska Seeking Carnival -- Melerai Lara

38. Christabel Annora -- Rindu Itu Keras Kepala
Christabel Annora -- Rindu Itu Keras Kepala

39. Pidi Baiq -- Dan Abu Bakar Pun Menangis
Pidi Baiq -- Dan Abu Bakar Pun Menangis

40. Senandung Taman -- Bintang Malam
Senandung Taman -- Bintang Malam

41. Ruang Baca -- Terbangnya Burung
Ruang Baca -- Terbangnya Burung

42. Teman Sebangku -- Menari
Teman Sebangku -- Menari

43. ParaHyena -- Penari
ParaHyena -- Penari

44. The Jokes -- Mencari Dunia
The Jokes -- Mencari Dunia

45. Chamomile -- Nyanyian Sebelum Tidur
Chamomile -- Nyanyian Sebelum Tidur

46. Pygmy Marmoset -- Kuko The Bird
Pygmy Marmoset -- Kuko The Bird

47. Dialog Dini Hari -- Tentang Rumahku
Dialog Dini Hari -- Tentang Rumahku

48. Anda -- Dalam Suatu Masa
Anda -- Dalam Suatu Masa

49. Nadafiksi -- Dariku Untukmu
Nadafiksi -- Dariku Untukmu

50. Kemedja Poetih -- Resah Menderu
Kemedja Poetih -- Resah Menderu

51. Allison -- Lunatic
Allison -- Lunatic

52. Ollazen -- Kosong (Cover Pure Saturday)
Ollazen -- Kosong (Cover Pure Saturday)

53. L'Alphaalpha -- Comet's Tail
L'Alphaalpha -- Comet's Tail

54. Laut & Nyiur -- Empati Tamako (TTATW Cover)
 Laut & Nyiur -- Empati Tamako

55. Answer Sheet -- Riverside
 Answer Sheet -- Riverside

56. Chick and Shoup -- Favorite Afternoon
Chick and Shoup -- Favorite Afternoon

57. Danilla Riyadi -- Ada di Sana
Danilla Riyadi -- Ada di Sana

58. Aimee Saras -- It Was June
Aimee Saras -- It Was June

59. Vira Talisa Dharmawan -- Senandung Maaf
Vira Talisa Dharmawan -- Senandung Maaf

60. AreYouAlone -- Resah (Payung Teduh Cover)
AreYouAlone -- Resah (Payung Teduh Cover)

61. Sarita Fraya -- Twenty Two
Sarita Fraya -- Twenty Two

62. Yansanjaya -- Rindu
Yansanjaya -- Rindu

63. Layur -- Suara Awan
Layur -- Suara Awan

64. Oneding -- Menangis Riang
Oneding -- Menangis Riang

65. FSTVLST -- Telan Cakrawalanya
FSTVLST -- Telan Cakrawalanya

66. Bendi Harmoni -- Lennon
Bendi Harmoni -- Lennon

67. Shore -- Untukmu
Shore -- Untukmu

68. Fajar Merah -- Kebenaran Akan Terus Hidup
Fajar Merah -- Kebenaran Akan Terus Hidup

69. Sir Dandy -- Jakarta Motor City
Sir Dandy -- Jakarta Motor City

70. Keykuno -- Cerita Esok Hari
Keykuno -- Cerita Esok Hari

71. Dojihatori -- This Soul
Dojihatori -- This Soul

72. Sisir Tanah -- Lagu Romantis
Sisir Tanah -- Lagu Romantis

73. bucekraya -- Menolak Diwisuda
bucekraya -- Menolak Diwisuda

74. The Porno -- Yeah, Right
The Porno -- Yeah, Right

75. Sirati Dharma -- Tonight
Sirati Dharma -- Tonight

76. Orkes Keroncong Bro -- Cinta Melulu (Efek Rumah Kaca Cover)
Orkes Keroncong Bro -- Cinta Melulu (Efek Rumah Kaca Cover)

77. Mr. Sonjaya -- Langgam Suminem
Mr. Sonjaya -- Langgam Suminem

78. Orkes Bagong Februari -- Monalisa dan Supir Pesawat
Orkes Bagong Februari -- Monalisa dan Supir Pesawat

79. Kaveh Kanes -- Norwegian Crush
Kaveh Kanes -- Norwegian Crush

80. Marsh Kids -- Molly May
Marsh Kids -- Molly May

81. bin idris -- rebahan
bin idris -- rebahan

82. HEALS -- Void
HEALS -- Void

83. TheKadriJimmo -- Istriku
TheKadriJimmo -- Istriku

84. Monday Math Class -- Running Shoes
Monday Math Class -- Running Shoes

85. Naya Anindita -- Never Be Enough
Naya Anindita -- Never Be Enough

86. Zeke and The Popo -- Dukung Stasiun TV Lokal
Zeke and The Popo -- Dukung Stasiun TV Lokal

87. Zoo -- Pemuja Hari
Zoo -- Pemuja Hari

88. A.F.F.E.N -- Like Life Easily Ended
A.F.F.E.N -- Like Life Easily Ended

89. Indische Party -- On Vacation
Indische Party -- On Vacation

90. Stiisy -- Super Mario Bros (cover)
Stiisy -- Super Mario Bros (cover)

91. Mustache and Beard -- Selendang Sutra
Mustache and Beard -- Selendang Sutra

92. Ayushita -- Sehabis Hujan
Ayushita -- Sehabis Hujan

93. Mondo Gascaro -- Komorebi
Mondo Gascaro -- Komorebi

94. Theory of Discoustic -- Bias Bukit Harapan
Theory of Discoustic -- Bias Bukit Harapan

95. Jionara -- Kelakuan Hujan
Jionara -- Kelakuan Hujan

96. backwoodsun -- The Man Has Come
backwoodsun -- The Man Has Come

97. Moiss -- Blue
 Moiss -- Blue

98. intenna -- Half A Life
intenna -- Half A Life

99. SriHanuraga -- Suwe Ora Jamu
SriHanuraga -- Suwe Ora Jamu

100. Seaside -- Undone
Seaside -- Undone




Sastra Khatulistiwa ke 16 (Tahun 2016)

10 Besar Kusala Sastra Khatulistiwa ke 16, dalam urutan tidak berurut:

Prosa

Rima-Rima Tiga Jiwa oleh Akasa Dwipa

Si Janggut Mengencingi Herucakra oleh A.S Laksana

Tanjung Luka oleh Benny Arnas

Tuhan Tidak Makan Ikan oleh Gunawan Tri Atmojo

Di Tanah Lada oleh Ziggy Zezyazeoviennazabrizkie

O oleh Eka Kurniawan

Bersepeda Ke Neraka oleh Triyanto Triwikromo

  Raden Mandasia Si Pencuri Daging Sapi oleh Yusi Avianto Pareanom

Agama Apa Yang Pantas Bagi Pohon-Pohon oleh Eko Triono

Genduk oleh Sundari Mardjuki
Kategori Puisi
 
Sarinah Oleh Esha Tegar Putra

Buku Tentang Ruang oleh Avianti Armand

Misa Arwah oleh Dea Anugrah

Ibu Mendulang Anak Berlari oleh Cyntha Hariadi

Sergius Mencari Bacchus oleh Norman Erikson Pasaribu

 Kawitan oleh Ni Made Purnama Sari

Pendidikan Jasmani Dan Kesunyian oleh Beni Satryo

Playon oleh F. Aziz Manna


Selamat kepada semua!

Sumber: Status Facebook Richard Oh
https://www.facebook.com/myzoooey/posts/10153722493030588