Rabu, 13 April 2016

Puisi-puisi Muhammad Subhan

Gaza, Lukamu Lukaku
gaza, lukamu adalah lukaku
luka yang menganga
luka yang ditabur cuka
tapi aku tahu
seperih apa pun luka yang
kautanggung
kau akan menjahit sendiri
luka itu
aku merasakan jahitannya
menikam-menusuk jantung
tetapi kita masih dapat
tersenyum
gaza, lukamu adalah lukaku
luka penjaga kesucian Al-
Aqsa
luka yang menjadi shiratal
mustaqim
luka pembuka pintu surge
gaza, walau aku jauh kau
jauh
tetapi denyut nadimu menjadi nadiku
di nadi itu darahmu darahku
menyatu
2014
  
Anak-Anak Gaza
            : Intifada
kami telah kehilangan ke
hormatan di sini
tetapi setapak pun kami tak
akan mundur ke belakang
rudal-rudal yang dikirim
zionis itu
akan kami telan dan
menguburnya di jantung kami
lalu kami muntahkan kembali
ke jantung-jantung mereka
para malaikat menjadi saksi
apa yang kami kabarkan
ini jihad suci di bulan suci
syahid tujuan kami
allahu akbar!
2014
Lubang Jepang
di nganga mulutmu
bisikan telah menjadi zikir
dan talbiah bergema
menjadi takbir
dalam pelukan dindingmu
yang dingin
di hutan-hutan sianok
terbata kami mengeja nama-Nya
tak ada yang lain
sebab kami telah tunduk
2014
Amai Setia
; etek Rohana Kudus
kami tahu
sebuah kesetiaan
adalah harga mahal
yang telah kau korbankan
bertahun-tahun lamanya
sebab katamu
tanpa kesetiaan
segala pengorbanan
menjadi sia-sia.
2014
Kota di Selembar Kuarto
kota ini sudah seperti gero
bak ikan asin
pengab dan bacin. rumah
para tikus,
kecoa, ular, dan kelabang
lapar.
gedung-gedung menjadi pentas
laba-laba
di mimbar kera-kera
berkhotbah mencari muka,
tapi di balik meja mereka
merampas upeti rakyat
tanpa iba.
kami melihat anak-anak lapar
meraba susu ibunya
namun di kota ini tak ada lagi
perempuan yang mengaku
sebagai ibu
selain gundik yang terpaksa
menggadai kehormatan
demi sesuap nasi.
2014
Puisi Koran Singgalang, 7 September 2014  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar